Oleh : Adung Abdul Haris

I. Pendahuluan

Akhir-akhir ini, yakni mulai dari tanggal 7 Agustus yang lalu, para ilmuan dan para ahli riset (peneliti), mereka berkumpul di Institut Teknoligi Bandung (ITB). Sedangksn tujuan berkumpulnya para ahli sains dan ahli riset itu dalam rangka untuk mencari solusi agar ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi di negeri ini bisa ikut mewujudkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Oleh karena itu, ratusan para peneliti di Indonesia bersama beberapa Menteri Kabinet Merah Putih dan Presiden Prabowo Subianto, hadir di acara Konvensi Sains, Teknologi, Industri (KSTI) tahun 2025. Sementara acara tersebut digelar di Gedung Sabuga Bandung, Kamis (7/8/2025). Bahkan, acara tersebut berlangsung selama tiga hari, yakni mulai dari hari Rabu, tanggal 6 Agustus hingga hari Sabtu, 9 Agustus tahun 2025. (CNN Indonesia, 9/8/2025). “Kami nengundang 350 rektor dari perguruan tinggi negeri dan swasta se-Indonesia. Kami juga mengundang seribu peneliti terbaik di Indonesia,” ucap Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Brian Yuliarto, saat memberikan sambutannya di acara Konvensi Sains tersebut (CNN Indonesia, Kamis (7/8/2025). Lebih dari itu Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi itu menjelaskan, dengan konvensi ini, agar ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia dapat mewujudkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Selain itu, ia juga mendorong ekstraktif ekonomi diubah dengan lebih banyak mengelola hilirisasi.

“Kuncinya adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, jadi paling sedikit banyak bapak-Ibu yang hadir di ruangan ini punya tanggung jawab moral, dan sekalugus tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh bangsa kita betul-betul bisa dikuasai,” kata Menteri Pendidilan Tinggi, Sains dan Teknologi, Brian Yuliarto. Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam sambutannya diacara Konvensi Sains itu, ia mengatakan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor penentu bagi kemajuan perekonomian suatu negara. “Ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi bisa menentukan total faktor produktivitas bagi suatu negara dan perekonomian,” kata Sri Mulyani, yakni ketika memberikan kata sambutan di acara Konvensi sain dan ilmu pengetahuan itu. Menurutnya, perekonomian tidak bisa tumbuh hanya dengan penambahan jumlah label dan modal, namun kombinasi tenaga kerja dan modal yang disertai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi itu akan menciptakan suatu produktivitas dan solusi yang kemudian dapat meningkatkan perekonomian. Oleh karena itu, kata dia negara-negara maju mereka pasti berinvestasi besar di bidang sains, teknologi, penelitian dan pendidikan.

“Saya menganggap konvensi ini saya harap akan menjadi salah satu bentuk bagi kita untuk bekerja sama antara akademisi, industri, pemerintah dan terutama juga dengan seluruh pemangku kepentingan dalam sebuah ekosistem yang bisa meningkatkan produktivitas melalui sains dan teknologi,” katanya. Pemerintah saat ini, lanjut Sri Mulyani, sangat mendukung dunia pendidikan, hal itu terlihat dari peranan APBN, dimana 20 persennya didesain untuk pendidikan. “Untuk tahun ini Rp. 750 triliun. Alokasi anggaran tersebut dipakai untuk memperkuat ekosistem dari seluruh pendidikan. Namun Indonesia adalah negara besar, kalau kita bicara pendidikan kita bisa bicara dari mulai madrasah, pendidikan sekolah negeri, swasta atau kita bicara tentang dunia,” kata Sri Mulyani. “Dari mulai guru honorer sampai dengan Profesor atau orang-orang pintar yang ada di ruangan ini, yakni para peneliti dan guru besar di perguruan tinggi yang juga begitu sangat diversi. Saya ingat sih beberapa bulan yang lalu ada juga demo guru tidak dapat tukir. Dosen tidak dapat tukir. Tapi saya yakin bukan dosen yang ada dan kebetulan duduk di ruangan ini yang ikut demo beberapa bulan yang lalu itu,” lanjut Sri Mulyani. “Karena demo itu ternyata dosen itu ada beberapa jenis dosen. Pak Brian yang biasanya ngurusin penelitian yang hebat-hebat tiba-tiba saat menjadi menteri Pendidikan Tinggi langsung ngurusin tukir dosen. Tapi itu yang bisa membuat pemenang Nobel Pak Brian nanti,” sambung Sri Mulyani. Selain ribuan peneliti hadir juga Presiden Prabowo diacara tersebut, bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih, seperti Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Bappenas Rachmat Pambudy. Bahkan turut hadir pula sang penerima Nobel Fisika Konstantin Novoselov dan Brian Schmidt. (CNN Indonesia, 7 Agustus 2025).

II. Peran Peneliti Dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi

Sebagaimana telah dikemukakan di sub judul bagian atas, bagwa peneliti memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena, melalui kegiatan penelitian, akhirnya sang peneliti dapat menghasilkan pengetahuan baru yang dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan bangsa kita. Selain itu, penelitian juga dapat mendorong inovasi yang berkontribusi pada kemajuan teknologi dan peningkatan kualitas hidup manusia.

A. Peran Dalam Menghasilkan Pengetahuan Baru

Peneliti bertanggung jawab melakukan penelitian yang mendalam dan sistematis untuk menghasilkan pengetahuan baru. Penelitian juga dapat mencakup berbagai bidang, mulai dari ilmu dasar hingga ilmu terapan. Sementara pengetahuan baru yang dihasilkan dari penelitian menjadi dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. Peran Dalam Inovasi Teknologi

Penelitian yang dilakukan oleh sang peneliti seringkali menghasilkan inovasi teknologi yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam berbagai sektor. Inovasi teknologi tersebut dapat mencakup berbagai aspek, yakni mulai dari teknologi informasi dan komunikasi, energi, kesehatan, hingga pertanian. Dengan demikian, peneliti berkontribusi langsung dalam meningkatkan daya saing nasional di kancah internasional.

C. Peran Dalam Pengambilan Kebijakan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti juga dapat menjadi dasar bagi pengambilan kebijakan yang berbasis bukti. Kebijakan yang didasarkan pada hasil penelitian yang valid dan reliabel cenderung lebih efektif dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Oleh karena itu, peneliti memiliki peran penting dalam memberikan masukan yang berbasis ilmiah kepada pembuat kebijakan. Peneliti memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui kegiatan penelitian, peneliti dapat menghasilkan pengetahuan baru, mendorong inovasi teknologi, dan memberikan masukan yang berbasis ilmiah kepada pembuat kebijakan. Dengan dedikasi dan komitmen yang tinggi, peneliti dapat berkontribusi secara signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia dan mendorong kemajuan peradaban.

D. Urgensitas Riset

Pada prinsipnya, bahwa antara ilmu pengetahuan, riset, dan teknologi adalah tiga elemen yang saling terkait dan penting dalam perkembangan suatu bangsa. Karena, ilmu pengetahuan menyediakan dasar pemahaman tentang dunia, sedangkan riset adalah proses untuk mengembangkan pengetahuan baru dan teknologi adalah penerapan dari ilmu pengetahuan itu sendiri, yakni untuk menciptakan solusi dan inovasi. Sedangkan ilmu pengetahuan (science) adalah kumpulan pengetahuan sistematis yang diperoleh melalui metode ilmiah, baik itu riset kuantitatif, kualitatif, maupun eksploratif. Sementara ilmu pengetahuan memberikan pemahaman tentang berbagai fenomena alam dan sosial. Contoh : Ilmu fisika, kimia, biologi, antropologi, sosiologi, sejarah dan lain sebagainya.

Sedangkan riset (research) adalah proses sistematis untuk mencari dan menemukan fakta baru, serta menginterpretasikan atau merevisi fakta yang sudah ada. Lebih dari itu, upaya riset juga bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencari solusi untuk berbagai masalah. Contoh: Penelitian tentang penyembuhan penyakit, pengembangan energi terbarukan, dan lain sebagainya. Sedangkan teknologi (technology) adalah penerapan ilmu pengetahuan untuk menciptakan solusi, alat, dan metode yang dapat mempermudah dinamika kehidupan manusia dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Teknologi dapat berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Contoh : Komputer, internet, kendaraan, obat-obatan, dan lain sebagainya.

Sedangkan hubungan ketiga elemen itu, yakni antara ilmu pengetahuan, riset dan teknologi saling berkaitan erat. Karena, ilmu pengetahuan memberikan dasar bagi pengembangan teknologi, dan teknologi memungkinkan perluasan cakupan penelitian ilmiah. Sedangkan riset berperan penting dalam menghubungkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan melalui riset, ilmu pengetahuan baru dapat ditemukan dan diterapkan dalam bentuk teknologi. Lebih dari itu, kemajuan teknologi juga dapat memicu perkembangan ilmu pengetahuan baru. Misalnya, dengan adanya alat-alat canggih hasil teknologi, maka para ilmuwan dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam dan kompleks. Oleh karena itu, betapa pentingnya riset dan teknologi di Indonesia, karena riset dan teknologi memiliki peran penting dalam pembangunan Indonesia, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa. Melalui riset, Indonesia dapat menemukan solusi untuk masalah-masalah yang dihadapi, seperti kemiskinan, kesehatan, dan lingkungan. Teknologi juga dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi di berbagai sektor, seperti pertanian, industri, dan jasa. Contoh, pengembangan vaksin nerah putih, inovasi dalam pertanian berkelanjutan, dan lain sebagainya.

Sementara pusat riset dan inovasi di Indonesia pada faktanya memiliki berbagai lembaga riset dan inovasi, seperti BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) yang berlokasi di Tangerang Selatan. Sedangkan tujuan dari lembaga-lembaga tersebyt adalah untuk mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan, riset, dan teknologi adalah tiga pilar penting dalam kemajuan suatu bangsa. Dengan terus mengembangkan ketiga elemen tersebut, maka Indonesia dapat mencapai kemandirian, kesejahteraan, dan daya saing yang lebih baik di tingkat global.

IV. Riset Sejarah

Mengingat penulis lebih banyak memahami diskursus ilmu sejarah, maka pada sub judul bagian ini penulis juga akan mengungkaokan seputar riset tentang sejarah. Sedangkan penelitian sejarah yang “aktual” merujuk pada riset-riset sejarah yang relevan dengan konteks masa kini dan masa depan, seringkali dengan pendekatan interdisipliner dan fokus pada isu-isu kontemporer yang berakar dari masa lalu. Beberapa contoh riset sejarah yang relevan dan aktual meliputi: (1). Sejarah Lingkungan, yaitu fokus pada kajian tentang bagaimana interaksi manusia dengan lingkungan dimasa lalu membentuk kondisi lingkungan saat ini, serta bagaimana pemahaman sejarah lingkungan dapat memberikan wawasan untuk solusi isu-isu lingkungan saat ini. Dan hal itu sangat membantu untuk memahami dampak perubahan iklim, deforestasi, polusi, dan krisis lingkungan lainnya yang memiliki akar sejarah panjang.

(2). Sejarah Kesehatan dan Medis, yaitu fokus pada studi tentang perkembangan penyakit, perawatan medis, dan sistem kesehatan dimasa lalu, serta dampaknya terhadap kesehatan masyarakat saat ini. Relevansinya untuk memberikan perspektif sejarah tentang pandemi, epidemi, dan masalah kesehatan lainnya, serta membantu dalam perencanaan sistem kesehatan yang lebih baik. Contoh : Penelitian tentang penyebaran penyakit menular di masa lalu, sejarah pelayanan kesehatan di daerah terpencil, atau perkembangan teknologi medis.

(3). Sejarah Sosial dan Budaya Kontemporer, yaitu fokus untuk analisis tentang bagaimana peristiwa sejarah membentuk identitas sosial, budaya, dan politik suatu kelompok atau masyarakat pada masa kini.
Relevansinya adalah untuk membantu memahami akar konflik sosial, pergeseran nilai budaya, dan dinamika politik yang sedang berlangsung. Contoh : Penelitian tentang sejarah gerakan sosial, perkembangan media sosial dan dampaknya terhadap budaya populer, atau sejarah migrasi dan dampaknya terhadap struktur sosial.

(4). Sejarah Ekonomi dan Pembangunan, yaitu fokus pada kajian tentang bagaimana sistem ekonomi dan proses pembangunan di masa lalu membentuk kondisi ekonomi saat ini. Relevansinya untuk memberikan wawasan tentang akar kemiskinan, ketimpangan sosial, dan tantangan pembangunan yang dihadapi suatu negara atau wilayah. Contoh: Penelitian tentang sejarah industrialisasi, perkembangan kapitalisme, atau dampak kebijakan ekonomi kolonial terhadap pembangunan ekonomi suatu negara.

(5). Sejarah Digital, yaitu fokus untuk kajian tentang perkembangan teknologi digital, internet, dan dampaknya terhadap kehidupan manusia, serta bagaimana sejarah digital itu membentuk budaya digital saat ini. Relevansinya adalah untuk membantu memahami perubahan sosial, budaya, dan politik yang disebabkan oleh revolusi digital. Contoh : Penelitian tentang sejarah perkembangan internet, dampak media sosial terhadap politik, atau sejarah perkembangan kecerdasan buatan.

Sedangkan metodologi penelitian sejarah yang aktual bisa menggunakan metodologi penelitian sejarah yang terstruktur, yaitu meliputi :

(1). Heueistik (Pengumpulan Sumber). Yakni, mencari dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang relevan, baik dari sumber primer (dokumen, artefak, dll.) maupun sumber sekunder (buku, artikel, dll). (2). Verifikasi (Kritik Sejarah). Yakni, Melakukan kritik terhadap sumber-sumber sejarah untuk menentukan keabsahan dan keandalan informasi yang terkandung di dalamnya. (3). Interpretasi. Yakni, menganalisis dan menafsirkan data sejarah untuk membangun narasi sejarah yang koheren dan argumentatif. (4). Historiografi (Penulisan Sejarah). Yakni, menyajikan hasil penelitian dalam bentuk tulisan sejarah yang sistematis dan mudah dipahami.

Dengan kata lain, penelitian sejarah yang aktual tidak hanya berfokus pada masa lalu, tetapi juga berupaya memberikan pemahaman yang mendalam tentang masa kini dan masa depan. Dengan menggunakan pendekatan interdisipliner dan metodologi penelitian sejarah yang tepat. Bahkan, penelitian sejarah dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam memecahkan berbagai masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dihadapi oleh kita semua.

V. Mengenal Dasar-Dasar Ilmu Sejarah (Memahami Warisan dan Perkembangan Manusia)

Sedangkan ilmu sejarah adalah disiplin ilmu yang mempelajari peristiwa masa lampau, proses-proses historis, dan evolusi manusia serta peradabannya dari masa ke masa. Dengan memahami dasar-dasar ilmu sejarah, maka kita dapat mengungkap sejumlah konsep penting yang membentuk landasan pengetahuan tentang sejarah manusia. Berikut ini adalah beberapa aspek penting dari dasar-dasar ilmu sejarah :

  1. Sumber Sejarah.
    Sumber sejarah adalah bahan-bahan yang digunakan oleh sejarawan untuk mempelajari masa lalu. Ini bisa berupa tulisan sejarah, artefak sejarah, fakta arkeologis, catatan pribadi, dokumen resmi, dan berbagai sumber lainnya. Pemahaman tentang sumber-sumber tersebut membantu sejarawan dalam merekonstruksi dan memahami peristiwa masa lalu.
  2. Interpretasi Sejarah.
    Sejarah tidak hanya tentang fakta-fakta yang terjadi dimasa lalu, tetapi juga tentang cara kita untul menginterpretasikan dan memahaminya. Setiap sejarawan memiliki sudut pandang dan perspektifnya sendiri dalam menganalisis peristiwa sejarah, yang dapat dipengaruhi oleh konteks sosial, budaya, dan politiknya.
  3. Periodisasi.
    Periodisasi adalah proses membagi sejarah menjadi periode-periode tertentu berdasarkan ciri-ciri khasnya. Ini membantu sejarawan dalam mengorganisir dan memahami perkembangan sejarah manusia secara kronologis, seperti zaman prasejarah, zaman kuno, zaman pertengahan, zaman modern, dan sebagainya.
  4. Kausalitas.
    Konsep kausalitas mengacu pada hubungan sebab-akibat antara peristiwa-peristiwa sejarah. Sejarawan berupaya untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dalam masyarakat dan memahami bagaimana peristiwa tertentu memengaruhi peristiwa-peristiwa berikutnya.
  5. Historiografi.
    Historiografi adalah studi tentang sejarah penulisan sejarah itu sendiri. Ini mencakup analisis terhadap bagaimana pandangan sejarah telah berkembang dari waktu ke waktu, peran sejarawan dalam pembentukan narasi sejarah, dan berbagai pendekatan metodologis dalam penelitian sejarah.
  6. Narasi Sejarah.
    Narasi sejarah adalah cara kita menceritakan kembali peristiwa-peristiwa masa lalu dalam suatu narasi yang koheren dan bermakna. Narasi-narasi itu membantu kita untuk memahami pola-pola dan tema-tema penting dalam sejarah manusia.
  7. Memori Sejarah.
    Memori sejarah adalah cara masyarakat mengingat dan menghormati peristiwa-peristiwa penting dari masa lalu. Ini bisa meliputi ritual, monumen, museum, dan peringatan publik lainnya yang dirancang untuk memperingati dan memahami warisan sejarah.
  8. Perbandingan Historis.
    Perbandingan historis melibatkan analisis peristiwa-peristiwa sejarah dari berbagai budaya, wilayah, atau periode waktu. Ini membantu kita untuk memahami perbedaan dan persamaan antara berbagai masyarakat serta efek globalisasi terhadap perkembangan manusia.
  9. Sejarah Sebagai Sarana Pembelajaran.
    Studi sejarah tidak hanya bermanfaat untuk memahami masa lalu, tetapi juga untuk memahami dunia saat ini dan membentuk masa depan yang lebih baik. Sejarah memberikan wawasan tentang bagaimana keputusan-keputusan masa lalu mempengaruhi kondisi saat ini, serta pelajaran tentang nilai-nilai, konflik, dan pencapaian manusia.
  10. Pentingnya Rekonsiliasi Sejarah.
    Rekonsiliasi sejarah adalah proses memperbaiki hubungan antara kelompok-kelompok yang terlibat dalam konflik atau ketidaksetaraan historis. Ini melibatkan pengakuan, penghormatan, dan rekonsiliasi terhadap trauma dan ketidakadilan masa lalu untuk membangun masa depan yang lebih baik. Memahami dasar-dasar ilmu sejarah membantu kita untuk menggali lebih dalam tentang kompleksitas dan dinamika perjalanan manusia dari masa ke masa. Dengan mempelajari sejarah, kita dapat belajar dari kesalahan dan prestasi masa lalu, serta merayakan keanekaragaman dan keberhasilan bagi masyarakat.

VI. Optimalisasi Sistem Produksi Ilmu Pengetahuan Melalui Pengembangan Ekosistem Riset

Sebagaimana telah dikemukakan begitu panjang lebar di sub-sub judul bagian atas, yakni antara riset, pengembangan ilmu pengetahuan, dan inovasi teknologi memang tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu, pada sub judul bagian ini, penulis ingin mengemukakan soal periode perkembangan ilmu pengetahuan. Sementara tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah soal mengoptimalkan sistem produksi pengetahuan sehingga dapat menghasilkan inovasi yang relevan dengan perkembangan zaman dan aplikatif bagi masyarakat. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan sistem produksi pengetahuan, maka pengembangan ekosistem riset yang mendukung kolaborasi antara pemerintah, akademisi, industri, media, dan masyarakat. Hal itu merupakan salah satu cara yang dianggap efektif di tengah banyaknya kendala dan keterbatasan yang dihadapan dunia risep pada bangsa ini. Sementara pengembangan ekosistem riset tidak hanya mendorong terciptanya pengetahuan baru, melainkan pula menjadikan pengetahuan itu lebih aplikatif untuk menyelesaikan permasalahan sekaligus mengembalikan kedudukan pengetahuan guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, saat ini pemerintah melalui Misi Asta Cita turut menjadikan penguatan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) sains, teknologi, dan sebagai Program Prioritas.

Di Indonesia, ilmu pengetahuan bersama dengan teknologi memiliki kedudukan istimewa sebagai modal dan investasi pembangunan nasional, hal itu mengacu pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kedudukan tersebut sejalan dengan salah satu cita-cita sekaligus tujuan pembangunan nasional, sebagaimana yang termaktub di dalam Undang-Undang Dasar 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal ini, mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya bermakna aksesibilitas pendidikan yang merata, tetapi juga untuk menciptakan sistem yang mampu menghasilkan pengetahuan bagi kemajuan masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan ekosistem riset bagi Indonesia merupakan suatu keharusan yang sangat penting, mengingat ekosistem tersebut dapat menghasilkan ilmu pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan zaman, mendorong perkembangan teknologi, serta meningkatkan daya saing masyarakat Indonesia secara global.

Pada proses pengembangan ekosistem riset, nampaknya Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah. Karena, Indonesia belum mampu beranjak dari posisi 100 besar peringkat negara berdasakan “Global Innovation Index” tahun 2021. Padahal, Malaysia dan Thailand telah mampu menembus peringkat 50 besar di dunia. Kondisi tersebut mengharuskan Indonesia untuk segera meningkatkan kapasitas dan kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang riset. Namun demikian, upaya tersebut masih terganjal juga oleh permasalahan tata kelola riset yang belum menaungi proses pembinaan, pengembangan, dan penguatan SDM. Permasalahan tersebut sejalan dengan rendahnya minat masyarakat untuk berkarir di bidang riset. Pada tahun 2021 misalnya, jumlah SDM yang berkarir dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi tidak lebih dari 1% dari total penduduk Indonesia. Yaitu kyrang lebi sekitar 317.180 orang yang berkecimpung di dunia riset.

Selain tantangan-tantangan tersebut, Indonesia masih harus menghadapi situasi yang terus menurun di saat publikasi terus meningkat. Hal itu menggambarkan kondisi belum optimalnya riset yang berkualitas. Mengingat, bahwa kualitas hasil riset juga memang berhubungan llangsung dengan pendanaan yang belum memadai. Pendanaan riset di Indonesia tercatat pada tahun 2020 hanya berkisar 0,25 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara itu, negara-negara lain di Asia Tenggara pada tahun yang sama, seperti Malaysia menganggarkan 0,95 persen dari PDB, Thailand menganggarkan 0,40 persen dari PDB, dan Filipina menganggarkan 0,32 persen dari PDB (UNESCO, 2024). Adapun negara di Asia Tenggara pada tahun 2020 yang memiliki pendanaan besar pada riset adalah Singapura dengan 1,89 persen dari PDB.

Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia perlu meningkatkan pendanaan riset agar kualitas hasil riset di negeri ini bisa meningkat atau minimal setara dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara (UNESCO, 2024). Tantangan yang besar dalam pengembangan ekosistem riset menyebabkan ketersambungan elemen dalam riset sangat diperlukan. Karena, dalam sebuah ekosistem riset, setidaknya terdapat elemen institusi riset, industri, pemerintah, masyarakat, infrastruktrur, dan jaringan (kemitraan). Sementaea institusi riset berperan sebagai penghasil ilmu pengetahuan. Sedangkan industri sebagai elemen dalam ekosistem riset, dan ia berperan sebagai kolaborator riset terapan, pengembang teknologi, dan pencipta produk inovatif mengacu pada ilmu pengetahuan.

Selain institusi dan industri, pemerintah juga memiliki peran penting sebagai fasilitator, penyusun regulasi, penyedia dana, dan penyusun kebijakan yang mendukung pengembangan riset. Tidak hanya itu, masyarakat sebagai penerima manfaat dari hasil riset juga memiliki peran penting, yakni pengaplikasi ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan permasalahan. Elemen lain yang tidak kalah pentingnta adalah infrastruktur dan jaringan (kemitraan). Dalam hal ini, infrastruktur berperan sebagai penyedia hal-hal yang dibutuhkan untuk mendukung riset berkualitas, sementara jaringan (kemitraan) berperan sebagai pendukung pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya riset secara lokal, nasional, maupun internasional. Oleh karena itu, keterhubungan seluruh elemen-elemen tersebut tidak hanya akan menghasilkan pengetahuan yang berkualitas, tetapi juga mendorong perkembangan riset dan inovasi yang berdampak positif bagi masyarakat secara berkelanjutan.

Untuk mengembangkan ekosistem riset di Indonesia secara berkelanjutan, diperlukan setidaknya empat hal yang mencakup perluasan “talent pool” dan mekanisme akuisisi SDM riset, penguatan intervensi dan fasilitasi SDM riset, peningkatan ketersediaan sarana prasarana manajemen SDM riset, serta peningkatan sinergi pendanaan dan kelembagaan. Pada perluasan “talent pool” dan mekanisme akuisisi SDM riset, yaitu upaya untuk membangun kerangka regulasi dan mengembangkan basis data pembinaan SDM riset sangat penting selain meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM riset. Di samping itu, pada penguatan intervensi dan fasilitasi SDM riset diperlukan juga penyiapan SDM riset, pengembangan SDM potensial, penguatan kolaborasi riset, dan penguatan regulasi untuk pembinaan SDM. Keseluruhan upaya tersebut dapat dicapai dengan peningkatan ketersediaan sarana prasarana SDM riset yang dilakukan melalui penyediaan infrastruktur riset dan pengembangan kerja sama pemanfaatan riset. Namun demikian, upaya pengembangan ekosistem riset tidak hanya berkaitan dengan SDM riset dan ketersediaan sarana, melainkan juga sinergi dalam hal pendanaan dan kelembagaan. Upaya itu harus ditempuh melalui kolaborasi multi pihak dan perluasan sumber pendanaan terutama dari lembaga non pemerintah.

Sementara pengembangan ekosistem riset di Indonesia pada dasarnya telah diatur secara lebih operasional melalui Desain Besar Manajemen Talenta Nasional (DBMTN) yang termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2024. Pada regulasi tersebut, pengembangan ekosistem riset disusun secara bertahap, yakni mulai dari peletakan fondasi hingga puncak kapitalisasi riset. Tantangan utama dalam implementasi regulasi yang berkaitan dengan riset adalah menjamin keterhubungan seluruh elemen dalam ekosistem riset secara berkelanjutan. Sedangkan keterhubungan seluruh elemen dalam ekosistem riset tidak hanya menghasilkan keberhasilan implementasi regulasi DBMTN, melainkan juga mendorong ketercapaian visi Indonesia Emas 2045, dan upaya untuk memastikan bahwa ilmu pengetahuan yang dihasilkan melalui riset tersebut dapat berdampak secara berkelanjutan bagi masyarakat dan bangsa ini.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *