Oleh: Indra Martha Rusmana
Majelis Pustaka dan Informasi
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Serang & Wakil Ketua ICMI Kota Serang

Musyawarah Daerah (Musyda) Pemuda Muhammadiyah Kota Serang yang tengah berlangsung di salah satu hotel di Kota Serang bukanlah sekadar agenda rutin organisasi. Musyda adalah ruang refleksi sekaligus laboratorium gagasan, tempat kader muda Muhammadiyah menguji arah gerak, visi, dan keberpihakan sosialnya di tengah dinamika Kota Serang yang terus bertumbuh.

Tema yang diangkat, “Transformasi Kader untuk Kota Serang Maju”, adalah pilihan yang sangat relevan dengan tantangan zaman. Kata transformasi menegaskan bahwa kader Pemuda Muhammadiyah hari ini tidak cukup hanya “baik secara niat”, tetapi juga harus adaptif secara pemikiran, progresif dalam tindakan, dan solutif dalam peran sosial. Ia juga adalah ruang muhasabah, sekaligus titik tolak sejarah bagi lahirnya generasi muda Islam yang berkemajuan, berdaya saing, dan berkontribusi nyata bagi masa depan Kota Serang.

Kader yang Berpikir dan Berdampak

Pemuda Muhammadiyah sejak awal kelahirannya adalah kawah candradimuka kader intelektual, aktivis, dan pemimpin umat. Sejarah panjang Muhammadiyah membuktikan bahwa perubahan besar selalu dimulai dari kader-kader muda yang berani berpikir melampaui zamannya, namun tetap berpijak pada nilai Islam berkemajuan.

Tema transformasi kader mengandung makna yang dalam. Transformasi bukan hanya pergantian kepemimpinan atau penyegaran struktur, tetapi perubahan cara berpikir, cara bergerak, dan cara memberi dampak. Pemuda Muhammadiyah hari ini dituntut tidak lagi cukup menjadi kader yang loyal secara struktural, tetapi harus hadir sebagai problem solver di tengah masyarakat.

Di Kota Serang, tantangan pemuda hari ini tidak sederhana. Isu pendidikan, pengangguran, degradasi moral, persoalan narkoba, hingga rendahnya literasi digital membutuhkan kader yang tidak hanya lantang berbicara, tetapi juga terampil bekerja dan berkolaborasi. Transformasi kader berarti berani keluar dari zona nyaman, memperbarui cara kerja organisasi, serta menghadirkan program yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat.

Organisasi sebagai Ruang Tumbuh, Bukan Sekadar Struktur

Musyda seharusnya menjadi momentum untuk menguatkan kembali Pemuda Muhammadiyah sebagai ruang tumbuh kader, bukan sekadar ruang perebutan struktur. Kepemimpinan ke depan harus diisi oleh figur-figur yang memiliki integritas, kapasitas intelektual, serta kepekaan sosial.

Muhammadiyah sejak awal berdiri membawa misi tajdid—pembaruan yang berlandaskan nilai Islam dan akal sehat. Maka Pemuda Muhammadiyah adalah penjaga denyut pembaruan itu. Kader-kadernya harus memiliki tiga kekuatan utama: integritas moral, kapasitas intelektual, dan keberanian sosial. Tanpa itu, transformasi hanya akan menjadi jargon tanpa ruh.

Transformasi kader juga meniscayakan kemampuan adaptif terhadap zaman. Pemuda Muhammadiyah harus melek teknologi, literasi digital, dan mampu mengelola narasi di ruang publik. Di era media sosial, dakwah dan gerakan sosial tidak cukup disampaikan dengan cara lama. Diperlukan kecakapan komunikasi, kreativitas, dan kemampuan membangun pengaruh yang mencerahkan, bukan memecah belah.

Transformasi kader juga berarti memperkuat budaya literasi, riset, dan diskursus ilmiah di tubuh organisasi. Pemuda Muhammadiyah perlu hadir sebagai kekuatan moral dan intelektual yang mampu memberikan tawaran solusi bagi pembangunan Kota Serang, baik melalui advokasi kebijakan, gerakan sosial, maupun penguatan ekonomi umat.

Harapan untuk Pemuda Muhammadiyah Kota Serang

Sebagai bagian dari Persyarikatan dan sebagai warga Kota Serang, saya menaruh harapan besar kepada Pemuda Muhammadiyah Kota Serang agar:

  1. Menjadi pelopor perubahan, bukan pengikut keadaan.
  2. Menjaga idealisme, tanpa kehilangan kemampuan beradaptasi.
  3. Menguatkan kolaborasi, baik dengan pemerintah, kampus, komunitas, maupun organisasi kepemudaan lainnya.
  4. Melahirkan kader-kader visioner yang siap memimpin di berbagai ruang strategis.

Kota Serang yang maju tidak hanya membutuhkan pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan manusia dan karakter kepemimpinan. Di titik inilah Pemuda Muhammadiyah memiliki peran strategis yang tidak tergantikan.

Akhirnya, Musyda ini semoga tidak hanya menghasilkan keputusan organisatoris, tetapi juga melahirkan energi baru, gagasan segar, dan komitmen kolektif untuk menjadikan Pemuda Muhammadiyah Kota Serang sebagai motor perubahan menuju kota yang berkemajuan, berkeadaban, dan berkeadilan.

Lebih dari itu, kader Pemuda Muhammadiyah perlu meneguhkan diri sebagai pemimpin masa depan Kota Serang—pemimpin yang jujur, beradab, dan berpihak pada kepentingan umat dan bangsa. Kepemimpinan bukan semata soal jabatan, melainkan kesanggupan memikul amanah dan memberi teladan.

Saya menaruh harapan besar kepada Pemuda Muhammadiyah Kota Serang agar Musyda ini melahirkan kepemimpinan yang tidak hanya kuat secara struktur, tetapi juga kuat secara visi dan aksi. Kepemimpinan yang mampu merawat tradisi intelektual Muhammadiyah, sekaligus berani melompat jauh menjawab tantangan masa depan.

Pemuda Muhammadiyah harus menjadi jembatan antara nilai dan realitas, antara idealisme dan kerja nyata. Menjadi kader yang hadir di masjid, sekolah, kampus, ruang sosial, dan ruang kebijakan publik. Menjadi bagian dari solusi, bukan penambah masalah.

Akhirnya, transformasi kader adalah ikhtiar panjang yang membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan keikhlasan. Namun saya yakin, dengan spirit kolektif, ketulusan niat, dan keberanian berinovasi, Pemuda Muhammadiyah Kota Serang mampu mengambil peran strategis dalam mewujudkan Kota Serang yang maju, beradab, dan berkeadilan.

Musyda ini adalah awal. Sejarah selanjutnya akan ditulis oleh kerja nyata para kadernya.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *