
Oleh: Endang Yusro
Hari ini Selasa (8/7/2025) adalah hari ke- 8 Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) TP. 2025/2026 SMA MUHAMMADIYAH Kota Serang dan sekolah swasta lainnya setelah masa perpanjangan pendaftaran.
Pendaftaran SPMB Tahap I berlangsung 10 hari, yaitu mulai 16 s.d. 26 Juni 2025. Namun ternyata ada sekolah negeri yang masih kosong dari kuota yang diajukan, dan ada beberapa sekolah negeri yang lain yang overload.
Untuk mengatasi hal tersebut, agar terjadi pemerataan “di sekolah negeri” Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pendidikan dan Menengah memberi kebijakan dengan memperpanjang masa pendaftaran setelah pengumuman hasil tes menjadi 30 Juni 2025.
Pelaksanaan SPMB untuk sekolah negeri menggunakan 4 jalur: domisili, afirmasi, prestasi, dan mutasi. Harapannya semoga sekolah negeri berdasarkan pengajuan ketersediaan ruang kelas dan jumlah guru masing-masing sekolah bisa terpenuhi.
(BTW, sudah berganti belum ya nama dinasnya dari Dindikbud ke Dikdasmen seperti di Kemendikbud menjadi Kemendikdasmen, ya!🤭)
Namun kemudian, kebijakan memperpanjang masa Penerimaan Murid Baru tersebut menuai kontra dari sekolah swasta, seperti tanggapan dari kepala sekolah dan dewan guru yang menyatakan, “Dinas kok tidak konsisten dengan peraturan waktu SPMB yang sudah diketuk, ya!”
Kemudian ada lagi yang mengatakan, “Kalau begini caranya, sekolah swasta yang menjadi pilihan terakhir setelah calon siswa tidak diterima di sekolah negeri pilihan 1 dan 2. Gimana sekolah swasta mau bersaing dengan sekolah negeri kalau saja siswanya buang dari sekolah negeri.”
Akibat kebijakan tersebut banyak siswa yang minta cabut berkas dari sekolah pilihan siswa berikutnya setelah tidak diterima pada sekolah pilihan pertamanya (sekolah negeri).
Misalnya, siswa x yang tidak diterima di SMAN 1 Kota Serang pada tanggal pengumuman kelulusan pertama (26/6/2025) minta cabut berkas dari SMA MUHAMMADIYAH Kota Serang untuk mendaftar ke SMAN X (pilihan berikutnya).
Karena penulis sebagai Kepala Sekolah tidak paham dengan berkas yang dimaksud, akhirnya menanyakan ke Operator Sekolah (OPS). Dan jawabannya pun sama tidak paham.
OPS mengatakan, “Saya bingung, berkas mana yang mau dicabut. Sementara sebelumnya belum pernah mendaftar.” Akhirnya penulis menyimpulkan, kemungkinan Sistem PMB Dinas Pendidikan yang mengarahkan murid yang tidak lulus tersebut untuk masuk ke SMA MUHAMMADIYAH Kota Serang.
Benar saja setelah OPS print out data murid yang diarahkan ke SMA Sang Surya, sebutan untuk Muhammadiyah ada sekira 200 calon murid lebih.
Adanya perpanjang waktu pendaftaran ini membuat teman-teman kepala sekolah swasta merasa dirugikan, kecewa dengan sistem yang tidak sesuai harapan.
Ada beberapa sekolah yang mendatangi KCD (Kantor Cabang Dinas), langsung ke Dinas untuk mengadukan masalah ini. Ada sekolah yang menahan siswa yang katanya mau cabut berkas. Bahkan ada yang mengancam ke kepala sekolah yang mau menerima siswa yang cabut berkas untuk mendaftar.
Di sekolah, penulis mengatakan kepada teman-teman Panitia SPMB dan Dewan Guru untuk tidak menahan siswa yang mau cabut berkas meskipun sudah diarahkan oleh sistem.
Sebelum mencabut berkas, kami promosikan fasilitas dan program yang ada di SMA MUHAMMADIYAH dari mulai sarana prasarana (ruang kelas ber-AC, Wifi, lapangan, perpustakaan, lab IPA dan komputer, kantin, masjid, dll.).
Panitia juga menginformasikan beasiswa yatim/dhuafa, dan beasiswa melanjutkan ke Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Nusantara. Sambil juga memperlihatkan brosur dan jumlah lulusan yang diterima di PTN ternama.
Siswa yang berprestasi di bidang hafalan Alquran yang kebetulan juga Nyambi mesantren di Ponpes mitra yang ada di sekitar sekolah.
Namun setelah melalui berbagai upaya, murid masih tetap ingin mencabut berkas yang sudah masuk secara manual, kami tidak bisa memaksa.
Kami khawatir jika nanti menemukan hal-hal yang tidak berkenan baginya, membuatnya kecewa. Kami berharap murid yang masuk ke sekolah kami karena informasi yang diberikan, bukan karena “kasak-kusuk”.
Penulis berkali-kali mengingatkan, jika setelah berupaya mendapatkan hasil yang tidak sesuai harapan mungkin itulah yang terbaik buat kita.
Kita yakin bahwa yang Allah berikan kepada kita, itulah yang terbaik. Sambil penulis menambahkan, karena belum tentu jumlah kuota itu menjadi berkah.
Jadi tidak usah resah dengan jumlah kuantitatif, yang penting ada peningkatan persentase dari tahun kemarin.
Kepada teman-teman Panitia SPMB, Bapak/Ibu Dewan Guru, Kepala Sekolah Swasta dan Negeri, Idealis itu memang terasa pahit, namun nikmatnya terasa kelak.🙏🏼